Produksi informasi manusia
mencapai hitungan terrabyte, hal ini disebabkan karena adanya ledakan
informasi di abad pertengahan seperti sekarang ini. Ledakan informasi tersebut
juga menyebabkan manusi menyimpan informasi yang ingin mereka pelajari mulai
dari media penyimpanan yang bersifat konvensional maupun digital.
Manusia memiliki naluri untuk
mengomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan pada dirinya kepada orang
lain. Salah satu sarana untuk mempublikasikan informasi yang telah mereka
dapatkan adalah dunia penerbitan.
Manusia telah menyampaikan
pemikirannya kepada orang lain lewat komunikasi visual seperti gambar atau
lukisan di dinding gua yang diawali sekitar 22 ribu tahun sebelum masehi. Hal
tersebut merujuk
pada sejarah komunikasi manusia yang dikemukakak Rogers pada
tahun 1986.
Sedangkan era komunikasi tertulis
dimulai 4 ribu SM saat bangsa Sumeria menemukan huruf dan mulai menuliskan
hukum yang berlaku pada bangsa tersebut di lempengan tanah liat. Kemudian di Cina
dikembangkan alat cetak kayu dan di Korea ditemukan huruf-huruf loga sebagai
pengganti huruf dari tanah liat. Nah mulai saat itulah berkembang kegiatan
penerbitan yang memungkinkan penyampaian informasi tanpa harus bertemu dengan
penyampai informasi.
Rogers membagi komunikasi manusia
menjadi 4 bagian, yaitu (a) komunikasi tertulis, (b) komunikasi tercetak, (c)
komunikasi telekomunikasi, dan (d) komunikasi interaktif.
A. Nilai Tambah Isi Penerbitan
Informasi merupakan
kumpulan data yang terolah, hal ini dilihat dari perspektif manajemen
pengetahuan. Data merupakan hasil pengolahan atas fakta atau peristiwa sehingga
menjadi data demografis. Kemudian kumpulan data demografis tersebut dikaitkan
dengan data geografis sehingga dapat menghasilkan informasi. Lalu kumpulan
informasi akan menjadi pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan akan menjadi
kearifan (wisdom).
Pada dasarnya
dunia penerbitan merupakan dunia yang menggeluti publikasi fakta, data,
informasi, pengetahuan dan kearifan. Kita mengenal sejumlah publikasi tentang
fakta, salah satu yang terkenal adalah World
Factbook. Yang mana buku ini memuat tetang fakta-fakta setiap negara. Ada
juga buku berisi fakta-fakta pemain bola. Selain itu juga ada juga buku yang
berisi data. Buku yang berisi informasi biasanya buku terbitan pemerintah.
Buku yang berisi
pengetahuan, baik pengetahuan kemanusiaan (humanioora), pengetahuan sosial,
atau pengetahuan alam. Namun dari beberapa buku pengetahuan tersebut yang
paling terkenal adalah ensiklopedia. Buku kearifan seperti buku Seni Berperang-nya Tzun Tzu.
Untuk kepentingan kegiatan belajar mengenai
manajemen penerbitan , kita menggunakan kategori isi yang mengacu pada tingkat
isi.
Penerbitan
merupakan proses memberikan nilai tambah atas bahan baku yang dijadikan isi
terbitan. Data yang terolah mengaitkan fakta satu bidang dengan bidang lain
sangat memudahkan orang yang membutuhkan data terolah untuk bidang tertentu.
Contoh di atas memnunjukkan proses pemberian
nilai tambah melaluui pengumpulan dan pengolahan sehingga bermanfaat
bagi pembacanya.
Lima nilai dasar
sebagai dimensi yang ditambahkan adalah
(a) nilai logis, (b) nilai etis, (c) nilai estetis, (d) niali
teleologis/guna/manfaat, dan (e) nilai teologis. Nilai tambah isi terbitan
hendaknya menjadi acuan dalam mempertimbangkan penerbitan, karena itulah yang
menentukan kebermaknaan terbitan.
B. Makna Publikasi Bagi Perkembangan Peradaban
Publikasi hasil
pemikiran manusia yang kemudian diterbitkan banyak yang mengubah peradaban
manusia. Penerbitan yang mengubah wajah peradaban itu tak lepas dari revolusi
besar dalam dunia informasi yakni penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg
pada tahun 1455.
Perkembangan
yang pesat terjadi pada dunia penerbitan pada abad ke 16 dan 17 ketika mesin
cetak sudah menunjukkan hasilnya dan kertas pun lebih mudah diperoleh. Semakin
banyaknya buku yang terbit dan perpustakaan memiliki koleksi yang lebih banyak
jumlahnya maka menajidakn publik kesulitan dalam menemukan buku yang akan
dipinjam dan dibacanya. Penerbitan memungkinkan berlangsungnya pertukaran dan
penyebaran gagasan yang bertentangan dengan gagasan-gagasan resmi pada para
penguasa.
New York,
Boston, dan Philadelphia merupakan tiga kota yang menjadi pusat kegiatan
penerbitan di Amerika Serikat. Tiga hal yang dipengaruhi dan mempengaruhi dunia
penerbitan yaitu pendidikan, agama dan perkembangan pemikiran manusia. Gagasan-gagasan
besar dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pemahaman keagamaan
berkembang di tengah masyarakat karena gagasan-gagasan tersebut ditulis dan
dipublikasikan dengan bantuan kegiatan penerbitan.
C. Perkembangan Teknologi dan Medium Publikasi
Seiring
perkembangan zaman semakin banyak orang yang membaca koran atau majalah di
ponsel. Mereka terbiasa menggunakan teknologi digital yang mana sebelumnya
mereka hanya membaca dengan medium kertas.
Teknologi yang
mendorong medium publikasi semakin variatif dengan sendirinya akan memperluas
jangkauan publik yang dilayani. Misalnya informasi audiobook yang awalnya
disimpan dalam medium pita kaset kini telah beralih media yang mana telah
disimpan dalam disc.
Disisi lain
teknologi percentakan sudah semakin maj. Kemajuan teknologi percetakan
memungkinkan percetakan buku yang semakin menarik desainnya, tata warnanya, dan
mendekati nyata serta kualitas cetak yang semakin baik. Komunikasi digital
memungkinkan penyimpanan, penelusuran dan penemuan kembali informasi serta
pengalih mediaan dilakukan dengan mudah dan cepat.
Kemudahan dan
kecepatan mengirim file juga dapat dilakukan misalnya dengan menggunakan
e-mail. Perkembangan teknologi ini juga membantu para ilmuwan memperoleh
informasi mutakhir dalam perkembangan ilmiah. Penerbit-penerbit besar kini juga
sudah menerbitkan buku dalam bentuk digital yang mana dapat dibaca secara
online seperti Encyclopedia Brittanica contohnya. Perkembangan medium publikasi
ini kemuadian melahirkan fenomena yang dinamakan dengan cornucopia yang artinya
keberlimpahan atau banjir informasi menurut Briigs dan Burke tahun 2006. Terjadinya sistem konvergensi antara sistem
media, sistem komputer dan sistem telekomunikasi sehingga melahirkan medium
baru untuk memudahkan penyebarluasan informasi yaitu melalui internet.
Perkembangan
teknologi tersebut diikuti oleh perubahan gaya hidup sejumlah kelompok
masyarakat. Seperti semakin banaknya orang yang menggunakan komputer. Sehingga
menyebabkan kebiasaan membaca mereka menjadi berubah. Perbedaan sajian antara
apa yang ditampilakn pemberi layanan pemberitaan online dan layanan pemberitaan
mobile. Keduanya memiliki perbedaan
dalam penyajian yang terkait dengan kreativitas yang dimiliki pengelola
penerbitan.
Kategori Penerbitan
Dengan mempelajari kategori
penerbitan kita dapat mengetahui karakteristik dari kategori penerbitan tersebut, karena pada dasarnya
jaranng sekali ada penerbit yang menerbitkan smeua kategori penerbitan.
Biasanya penerbit hanya mengambil spesialisasi bidang tertentu atau kategori
tertentu saja.
A. Tipe Penerbitan dan Kebutuhan Pengguna
Perpustakaan sekarang
sudah menjadi bagian dari “industri komunikasi” dengan memberikan layanan
informasi yang dibutuhkan dalam industri tersebut (Harrison & Oates, 1981).
Harrison dan Oates menunjukkan 7 kebutuhan dan penerbitan yang dilakukan
perpustakaan sebagai berikut :
1.
Perpustakaan menerbitkan panduan pembaca bagi
setiap anggota baru yang membutuhkan informasi tentang jenis layanan
perpustakaan.
2.
Perpustakaan membuat display topik-topik
mutakhir dengan membuat daftar bacaan.
3.
Menarik anggota perpustakaan pada materi
mutakhir dengan menerbitkan daftar koleksi baru.
4.
Menerbitkan poster untuk kegiatan tertentu.
5.
Perpustakaan menerbitkan ulasan atau resensi
buku dalam bidang tertentu.
6.
Perpustakaan menerbitkan panduan dalam bentuk
terbitan berkala.
7.
Beberapa perpustakaan melakukan penerbitan
sejarah lokal, pamflet, kulawarta sehingga perpustakaan menjalankan peran
sebagai penerbit yang sesungguhnya.
Perpustakaan juga
mempengaruhi apa yang harus dipuaskan pada kostumernya. Karena tipe publikasi
yang dikembangkan oleh Harrison dan Oates berkaitan dengan kebutuhan untuk bisa
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada kostumer.
Fokus penerbitan
perpustakaan ini adalah pelayanan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan
kostumer. Walaupun dengan menggunakan tipe penerbitan yang berbeda.
B. Penerbitan Berkala
Penerbitan berkala
merupakan bagian dari penerbitan serial. Yang mana penerbitan serial digunakan
untuk merujuk pada bahan-bahan yang diterbitkan dalam judul yang sama dengan
waktu terbit tertentu. Sedangkan penerbitan berkala merupakan salah satu bentuk
penerbitan serial. Penerbitan berkala memiliki batasan penerbitan yaitu
merupakan bentuk penerbitan dengan judulnya sendiri yang mengndung beberapa
artikel yang ditulis lebih dari seorang penulis dan diterbitkan dengan jangka
waktu tertentu kurang dari satu tahun.
C.
Penerbitan non-berkala
Definisi
penerbitan nonberkala dibuat UNESCO untuk merumuskan instrument survey
Statistik Penerbitan Nonberkala. Definisi tersebut menyatakan bahwa penerbitan
nonberkala adalah stu karya yang diterbitkan semuanya pada waktu yng sama, atau
berdasarkan volumenya baik dengan interval waktu yang tak teratur maupun tak
teratur, namun tetap pada rentang watu satu tahun atau lebih (semua buku
tahunan. Baik bernomor maupun tidak, dipandang sebagai penerbitan nonberkala).
Kategori
penerbitan nonberkala berdasarkan UNESCO sebagai berikut:
1. Buku,
yang didefinisikan sebagai publikasi tercetak nonberkala dengan jumlah halaman
tidak kurang dari 49 halaman diluar sampul.
2. Pamflet,
penerbitan cetak nonberkala dengan jumlah halaman tidak kurang dari 5 dan tidak
lebih dari 48, diluar sampul.
Makan tercetak
mencakup semua bentuk reproduksi yang mempergunakan berbagai metode cetak
tangan atau mekanis seperti letter press,
litografi, offset. Photogravure, fotokopi dan mesin-mesin penggadaan. Artinya,
apapun yang melalui proses cetak dengan jumlah halaman seperti yang dekemukakan
diatas bisa dikategorikan sebagai penebitan nonberkala.
Mengingat tipe
publikasi nonberkala yang menggunakan
tipe penerbitan yang dinyatakan Harrison dan Oates, yaitu (a) panduan
pembaca, (b) daftar bacaan, (c) daftar koleksi baru, (d) poster, (e)
ulasan/resensi buku, dan (f) sejarah lokal, pamphlet, kalawarta maka sebenarnya
pada penerbitan ini ada yang menggunakan medium konvensional yaitu kertas
sehinggaharus tercetak dan ada pula yang menggunakan penerbitan digital.
Penerbitan
konvensional maupun digital pada dasarnya untuk proses pracetaknya sama saja.
Berawal dari apa yang ditulis oleh penulisnya, lalu diolah untuk kepentingan
penceakan maupun penerbitan digital. Proses penulisan itulah yang menjadi titik
penting dari penerbitan nonberkala ini. Dalam penulisan naskahnya tentu yang
harus menjadi pertimbangan adalah pembaca naskah tersebut. Artinya, harus
selalu menjadi bahan pertimbangan, siapa pembacanya.
Penerbitan
nonberkala lain yang bisa dilakukan perpustakaan adalah menerbitakan sejarah
lokal. Ini memang masih sangat jarang dilakikan oleh perpustakaan di Indonesia.
Anggapan bahwa perpustakaan mampu menerbitkan buku sejarah lokal itu karena
diperpustakaan itulah tersimpan dokumen-dokumen sejarah yang bisa menjadi bahan
penulisan sejarah lokal kontemporer.
Banyak penerbitan
yang bisa dilakukan perpustakaan, memang sekarang ini belum seluruhnya
diterbitkan atau menjadi kebisaan perpustakaan untuk menerbitkanya. Dalam
jangka panjang semua bentuk penerbitan itu akan juga dilakukan
perpustakaan-perpustakaan karena memang sejalan dengan kebutuhan perpustakaan
sendiri. Perpustakaan yang makin berorientasi pada kebutuha kostumernya akan
memanjakan kustomer dengan berbagai informasi.
dari tulisan ini saya belajar mengenai apa itu penerbitan dan bentuk-bentuk penerbitan itu sendiri
BalasHapus