A.
Tujuan
: mengamati pengaruh zat terlarut pada titik beku larutan dan penurunan titik beku larutan.
B.
Dasar
teori
Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya
zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut). Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam
larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak
terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas
sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Apabila
suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu
larutan yang mengalami Penurunan tekanan uap jenuh, Kenaikan titik didih , Penurunan
titik beku, Tekanan osmosis.
Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari
pelarutnya. Salah satu sifat penting dari suatu larutan adalah penurunan titik
beku. Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Adanya zat terlarut mengakibatkan suatu
pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan akan lebih rendah
dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik beku
larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku
larutan.
C. Alat dan Bahan
a. Gelas plastic h.Larutan
urea (CO(NH2)2 1m
b Sendok i.Larutan
urea (CO(NH2)2 2 m
c Tabung reaksi j.NaCl
1 m
d.Thermometer k
NaCl 2 m
e.Butiran kecil es l.
pengaduk
f.Garam dapur
g. Air suling
D.
Langkah
kerja
1. Masukkan butiran es ke dalam gelas
plastic sampai kira – kira tiga perempat bagian. Tambahkan 8 sendok makan
garam dapur , lalu aduk. Inilah campuran pendingin.
2. Isi tabung reaksi dengan air suling kira
– kira setinggi 4 cm. Masukkan tabung itu ke
dalam tabung reaksi dan gerakkan turun-naik dalam air suling hingga seluruhnya
membeku.
3. Keluarkan tabung dari campuran
pendingin dan biarkan es dalam tabung mencair sebagian. Ganti pengaduk dengan
thermometer secara turun-naik . Kemudian bacalah thermometer dan catat suhu
campuran es dan air itu.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan menggunakan
larutan urea dan NaCl sebagai pengganti air suling. (Jika es dalam campuran pendingin
sudah banyak yang mencair. Buatlah lagi campuran pendingin seperti cara di
atas).
E.
Hasil pengamatan
Titik beku air suling : 00 C
Titik beku larutan :
No
|
Zat terlarut
|
Kemolalan
|
Titik beku (0 C)
|
1
2
3
4
|
CO(NH2)2
CO(NH2)2
NaCl
NaCl
|
1 m
2 m
1 m
2 m
|
-4
-5
-6
-8
|
F.
Analisa data
Dari
data di atas dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua
larutan. Ini diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel –
partikel terlarut membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku yang memiliki
titik beku paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian
diikuti oleh molekul larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan
mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik
bekunya.
Pada
molal yang sama, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda
karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan
elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non
elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, karena larutan elektron itu terurai jadi partikel – partikel yang
berupa ion. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena larutan non elektron itu tidak terurai jadi
partikel – partikel yang berupa ion NaCl termasuk elektrolit, sementara
urea non elektrolit, jadi urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul
data yang dihasilkan seharusnya NaCl 2 x lebih besar dari ΔTf urea
pada konsentrasi yang sama.. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion
semakin besar dan ion– ion semakin bebas.
Larutan
elektrolit(NaCl) mempunyai i
( faktor Van't Hoff) =2 sehingga ΔTf = mx Kf x i
sedangkan larutan non elektrolit (urea) tidak memiliki i sehingga ΔTf = mx Kf .
Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada urea.
Penurunan
titik beku larutan berbanding lurus dengan jumlah partikel zat dalam larutan.
Makin besar jumlah partikel zat, maskin besar penurunan titik beku larutan.
Olehkarena jumlah partikel NaCl 1m lebih besar dari jumlah partikel urea 1m,
maka penurunan titik beku NaCl 1m lebih besar daripada penurunan titik beku
larutan urea 1m.
G. Menganalis dan Menafsirkan Data
(menjawab pertanyaan)
1. Bagaimana titik beku larutan
dibandingkan dengan titik beku pelarut murni ?
Jawab :
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut
murni. Hal ini disebabkan karena larutan mempunyai zat terlarut yang dapat
menghalangi larutan untuk membeku sehingga titik beku larutan dibawah titik
beku pelarut murni.
2.
Bagaimanakah pengaruh kemolalan larutan urea terhadap :
a) Titik beku larutan ?
Jawab :
Semakin tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya.
Hal tersebut dikarenakan Makin besar jumlah partikel zat, maskin besar
penurunan titik beku larutan.
b) Penurunan titik beku larutan ?
Jawab :
Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan
penurunan titik beku karena kemolalan sebanding dengan penurunan titik beku.
3. Bagaimanakah pengaruh kemolalan
larutan NaCL terhadap :
a) Titik beku larutan ?
Jawab
:
Semakin
tinggi kemolalan NaCl, semakin rendah titik bekunya karena larutan NaCl
merupakan larutan elektrolit sehingga terurai atas ion – ion.
b)
Penurunan titik beku larutan ?
Jawab
:
Semakin
tinggi kemolalan NaCl, semakin besar penurunan titik beku karena selain
dipengaruhi kemolalan, penurunan titik beku juga dipengaruhi oleh jenis
larutannya yakni apakah elektrolit atau non elektrolit.
4. Pada kemolalan yang sama ,
bagaimanakah pengaruh natrium klorida (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh
urea (nonelektrolit) terhadap :
a) Titik beku larut
Jawab
:
Pada
kemolalan yang sama, titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah daripada
larutan non elektrolit (urea).
b)
Penurunan titik beku larutan
Jawab
:
Pada
kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar
daripada larutan non elektrolit
Menurut
anda apakah yang menyebabkan perbedaan itu ?
Jawab
:
Pada
larutan elektrolit, yaitu larutan NaCl mempunyai titik beku larutan lebih
rendah daripada larutan non elektrolit( urea) karena pada NaCl dapat
dionisasikan (terdiri atas 2 ion) sedangkan non elektrolit tidak dapat
dionisasikan. Begitu
pula halnya dengan penurunan titik beku.. Larutan elektrolit(NaCl) mempunyai
i=2 sehingga ΔTf = mx Kf x i sedangkan larutan non elektrolit (urea) tidak
memiliki i sehingga ΔTf = mx Kf . Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar
daripada urea.
H.
Kesimpulan
1) Titik beku pelarut murni lebih
tinggi daripada titik beku larutan
3) Semakin tinggi kemolalan maka
semakin besar perbedaan penurunan titik beku
4) Semakin tinggi kemolalan maka
semakin rendah titik bekunya
5) Titik beku larutan elektrolit lebih
rendah daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang sama
6) Penurunan titik beku larutan (Tf)
berbanding lurus dengan molalitas larutan
7) Larutan elektrolit mempunyai sifat
koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit
8) Semakin kecil konsentrasi larutan,
jarak antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas
9) Untuk konsentrasi yang sama, larutan
elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada larutan non
elektrolit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar